BOOKING TIKET PESAWAT

Ranting

Ranting. Info sangat penting tentang Ranting. Mengungkap fakta-fakta istimewa mengenai Ranting

Waktu sudah menunjukkan hampir pukul 23.15 saat saya sudah berada di rumah. Malam minggu yang cukup menyenangkan. Meskipun hanya diisi dengan obrolan ringan bersama beberapa teman dekat. Kami suka duduk berkumpul pada bangku kayu dibawah pohon akasia yang berada di pinggir jalan itu. Saling tukar cerita tentang hari-hari yang sudah dilalui kemarin. Sambil sesekali mengumpat pada sepeda motor yang melintas cepat. Pengendaranya masih abg. Dan malam ini, umpatan itu jadi sering terlontar. Maklum, malam minggu. Mereka jadi bebas berkeliaran. Langit diatas Pulau Bunyu memang sudah ditutupi awan mendung sejak tadi siang. Pandangan keatas hanya akan melihat kelamnya langit. Tapi itu tidak mempengaruhi tradisi malam minggu. Dimana pun itu. Seperti kami juga. Yang merasa harus saling bertukar cerita pada akhir pekan ini. Di temani satu ceret kopi hangat yang mulai kehilangan uapnya saat waktu mendekati pukul 21.00. Pakai waktu Indonesia bagian tengah. Saya suka mendengarkan mereka saat bergantian bercerita. Tentang rutinitas kerja. Tentang istri dan anak-anak. Tentang keributan kecil dengan tetangga. Tentang harga-harga barang kebutuhan sehari-hari yang sepertinya sepakat untuk naik. Tentang beberapa kesulitan baru yang harus dicarikan solusinya. Saya jadi terlena mendengar cerita-cerita itu. Cerita-cerita yang pasti tidak akan pernah ada habisnya. Yah…, begitulah kehidupan. Ada ratusan, ribuan, bahkan jutaan cerita yang bisa kita dengar. Yang mungkin tidak akan pernah bisa kita dengar meskipun hanya seperempatnya karena umur kita yang terbatas ini. Tapi cerita-cerita itu akan terus mengalir. Meskipun tidak ada yang mau mendengarkan. Dan terus berlalu, meskipun tidak ada yang mencoba menggambarkannya. Terkadang saya mencoba merekam cerita-cerita itu dalam otak saya. Menuliskannya dalam bentuk lain. Sebagai diri saya atau pun sebagai orang yang lain lagi. Disini atau di tempat lain. Bagi saya, semua cerita yang pernah saya dengar itu selalu bagus untuk diingat. Cerita-cerita yang menyatukan hari ini dengan masa lalu. Hari ini dengan esok. Cerita-cerita yang membentuk kehidupan ini. Malam minggu kali ini, sepertinya cukup sampai disini dulu. Malam sudah makin larut. Tadi, jam 9 pagi, saya ke bank Mandiri, satu-satunya bank di Pulau Bunyu. Berhubung lagi tanggal muda, tempat itu sudah dipenuhi nasabah. Di depan ATM sudah berjejer orang-orang yang ngantri. Di depan kasir juga sudah banyak orang berjejer di kursi tunggu. Wah.., bakalan jadi lama nih urusannya. Tapi untuk menegakkan budaya antri, terpaksa ikut ngantri juga. Hari ini urusannya dengan kasir, bukan dengan ATM. Kebetulan ada beberapa teman yang lagi ngantri juga disitu. Ya udah, kami ngobrol ngalor-ngidul aja sambil menunggu panggilan dari kasir. Malah ada seorang teman yang minta tolong diaktifkan setting gprs di ponselnya. Saya tolong aja deh, siapa tau dapat pahala. Pas lagi serius setting gprs, tiba-tiba si Eka, salah satu kasir disitu, memanggil nama saya. Berhubung sudah lama menunggu, saya segera melesat ke tempatnya. Setelah sampai, saya pun segera menyerahkan uang pada Eka. "Sama si Ronal, mas. Aku cuma manggilkan aja. Suaranya kurang kuat", Eka memberitahu saya. Walah.., si Ronal suaranya kalah dengan Eka? Kayaknya si Ronal ini harus dibelikan toa nih.


BOOKING TIKET PESAWAT
Powered By : Blogger