permasalahan stabilitas keamanan di wilayah ASEAN Kotabumi Kunjungan ini adalah bagian dari serangkaian kunjungan rutin tahunan ke Indonesia dalam rangka mempererat hubungan dan kerjasama dengan pemerintah Indonesia. Namun maksud dari kunjungan delegasi US-ASEAN Business Council ke Kementerian Pertahanan RI kali ini adalah membahas peluang-peluang kerjasama khusus di bidang industri pertahanan secara umum yang dapat dilakukan dengan Industri Pertahanan dalam negeri. Disamping itu pertemuan antara delegasi ini dengan Menhan, juga membicarakan permasalahan stabilitas keamanan di wilayah ASEAN yang terdapat didalam Forum ASEAN Defence Minister Meeting. Delegasi US-ASEAN Business Council yang berkesempatan hadir pada pertemuan itu adalah perwakilan dari beberapa perusahaan Amerika yang ada diwilayah ASEAN, seperti Chevron, Freeport McMoRan Copper & Gold Inc, Microsoft, Caterpillar, dan Perusahaan Seagate Technology. Dalam kesempatan tersebut, Menhan RI didampingi oleh Sekjen Kemhan RI Marsdya TNI Eris Herryanto, Kabaranahan Kemhan Mayjen TNI Ediwan Prabowo serta beberapa pejabat Eselon I dan II di lingkungan Kemhan RI. US-ASEAN Business Council merupakan organisasi nasional utama di Amerika yang mewakili kepentingan sektor swasta di ASEAN, yang meliputi 10 negara yaitu Indonesia, Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Philipina, Singapura,Thailand dan Vietnam. US-ASEAN Business Council mewakili sekitar 100 perusahaan besar Amerika yaitu perusahaan-perusahaan yang telah mempunyai usaha selama lebih dari 100 tahun sampai dengan perusahaan-perusahaan yang baru saja mempunyai kegiatan usahanya di ASEAN. US-ASEAN Business Council telah didedikasikan untuk mengefektifkan hubungan bilateral negara-negara ASEAN dengan Amerika Serikat melalui kekuatan ekonomi dan perdagangan. Di sektor finansial, salah satu agendanya adalah integrasi ekonomi ASEAN. Sebagai wujud kerjasama bilateral antara Indonesia dan Amerika Serikat bentuk-bentuk kerja sama pertahanan terus ditingkatkan, khususnya setelah kembali normal paska pencabutan embargo tahun 2005. Kerangka kerja sama tersebut tetap berprinsip pada kesetaraan, saling menguntungkan dan saling menghormati kedaulatan negara masing-masing. Oleh karena itu kerja sama pertahanan yang telah dilaksanakan selama ini tentunya perlu dipublikasikan oleh kedua belah pihak dalam rangka pencapaian pencitraan positif dari publik. Komunikasi Publik atau Public Affairs dewasa ini semakin berperan dalam membentuk opini dan pencitraan suatu institusi dan kegiatannya. Bentuk kegiatan ini membutuhkan keterampilan (skills) dan pengetahuan (knowledge) yang luas dari seluruh bidang khususnya dalam aspek pertahanan. Selain itu permasalahan tersebut juga perlu disosialisasikan secara komprehensif sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Melihat perkembangan saat ini, maka Kementerian Pertahanan Indonesia bersama Departemen Pertahanan Amerika Serikat/Pentagon (US DoD) menyelenggarakan Workshop Internasional. Workshop Internasional yang mengangkat tema Enhancing Defence Cooperation on Public Affairs ini di selenggarakan sehari Kamis (9/2), bertempat di Kantor Kemhan RI. Penyelenggaraan Workshop Internasional ini merupakan langkah awal program kerjasama tahunan Public Affairs antara Pusat Komunikasi Publik (Puskom Publik) Kemhan RI dengan Public Affairs (PA) US DoD. Dengan adanya bentuk kerjasama baru ini maka akan memperkuat kerjasama pertahanan yang telah ada dan diharapkan pencitraan kedua belah pihak dapat ditingkatkan. Adapun maksud dan tujuan di selenggarakannya Workshop Internasional ini sebagai bahan acuan bagi publikasi media dalam bidang kerjasama pertahanan Indonesia dan Amerika Serikat, serta memberikan pemahaman kepada pemangku kepentingan pertahanan dan media massa dalam bidang publikasi kerjasama pertahanan Internasional khususnya antara Kemhan RI dan US DoD.
7 tahun yang lalu